Setelah presentasi, kami diberi
pembekalan untuk tugas selanjutnya. Pembekalan diberikan oleh para
jurnalis yang profesional, antara lain bekerja di surat kabar yang
terkenal dan lain-lain.
Namun saat pembekalan, kesabaran
kami kembali diuji karena salah satu juri seperti 'menyindir'
kelompok kami karena kesalahan yang kami buat saat presentasi. Kami
pun berusaha berlapang dada dan mengakui kesalahan.
Meskipun begitu memang kami
menjadi minoritas di sana sebab hanya ada 2 sekolah yang merupakan
sekolah Katolik yaitu kami dan dari provinsi Papua, tapi kami tidak
patah semangat karena perbedaan itu dan terus berjuang. Hari ketiga
kami terjun langsung ke lapangan untuk meliput, tim kami mendapat
tugas meliput Kampung Batik Laweyan dan Museum Pers.
Tugas ini juga
membuatku menjadi tahu bahwa minat para siswa terhadap dunia
jurnalistik sangat besar dan aku senang melihat peserta lain juga
antusias. Harus aku akui, tugas ini membuat kami benar-benar terlihat
seperti seorang jurnalis sejati.
Malam sepulang
dari lapangan, kami langsung membuat buletin baru berdasarkan
informasi yang sudah kami dapatkan dari Kampung Batik Laweyan dan
Museum Pers. Namun malam itu kami hanya sempat membuat kerangka atau
daftar isi dari buletin kami dan menyicil sedikit untuk membuat
berita yang akan disajikan. Setelah itu ruangan lomba disterilkan dan
semua siswa harus keluar, lomba akan dilanjutkan besok.
Kami pun
sempat berkonsultasi dengan guru jurnalistik kami untuk strategi
buletin kami kali ini dan setelah yakin kami pun beristirahat.
Tanggal 8
Oktober 2015 merupakan hari penentu, sebab buletin yang kami buat
kali ini akan menjadi bahan penilaian terakhir untuk mencari buletin
yang terbaik. Kami bekerja sangat keras saat itu dan jujur saja, aku
memang akan tertekan karena di satu sisi aku sangat ingin menang tapi
melihat usaha kelompok lain, rasanya buletin mereka sama sekali tidak
boleh diremehkan.
Lomba selesai
sekitar pukul 11 dan kami keluar ruangan lomba dengan lega. Intinya
kami sudah melakukan yang terbaik dan semampu kami. Malamnya kami pun
dikumpulkan aula karena pemenang akan segera diumumkan.
Akan ada tim
yang mendapat medali perunggu, tim yang mendapat medali perak, dan 3
tim yang mendapat medali emas. Kami saat itu hanya berharap mendapat
medali perak, namun sampai pemenang medali perak diumumkan, nama tim
kami masih belum disebut. Aku pun mulai ge-er, “Jangan-jangan kami
mendapatkan medali emas,” begitu pikirku waktu itu.
“Aku
akan mengumumkan pemenang medali emas yang pertama, yaitu dari tim
PORTALITA, SMP SANTA URSULA JAKARTA.” ujar panitia. Aku sontak
berteriak. aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Rasanya semua
perjuangan kami tidak sia-sia. Kami pun maju ke depan untuk menerima
piala dan medali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar